Senin, 25 April 2011

Kelompok 34


Suatu siang…..

Disela bimbang mengetuk hatiku

Saat tanya menjejal dan harap menjejak

Pada siapa kelas siangku bertaut kini?

Kawan tuk jelajahi lautan ilmu

Berbalut celoteh bahasa paman Sam

Terpatri melapal kata “Yes” atau “No”


Kelompok 34…….

Deretan huruf dan angka mengukir padu

Pada sebuah map merah memancar sendu

Derap kakiku pun melangkah tegas bak serdadu

Meski rasa memapah resah berharap akan ada rindu

Layaknya wajah-wajah pada kelas pertamaku saat kupandu


Kita lalu bertemu……

Kucoba menebar pesona melukis guratan wajahmu

Kutawarkan pelangi mewarnai diskusi semu

Berharap kalian takluk rebah pada bentangan cakrawala ilmu

Jujur….ada teduh kutemukan di sinar matamu

Juga kekagumanku pada semangat dalam nuansa kata meramu

Ketika speech melantun hampir fasih dari bibirmu


Perjumpaan hampir usai, bersama kalian…..

Senyap merajuk lalu merangkak malu

Lenyap sudah pedih menyapa di ujung sembilu

Tawa dan canda meraja bahagia menepis jiwa pilu

Rindu mulai memalu bertalu-talu

Saat nanti ketika siang hari tanpamu berlalu


Harapku……

Hitch your wagon to the sky

(gantungkan cita-citamu setinggi langit)

Jadikan aku friend in need is friend indeed

(teman dalam kesusahan adl teman sejati)

Tetaplah bersatu karena united we strong, divided we fall

(bersatu kita teguh , bercerai kita runtuh)

Dan akhirnya….please, love me little love me long!

(cintai aku sewajarnya, cintai aku selamanya..)


Kupersembahkan untuk kelompok 34 bahasa inggris PIKIH

LOVE U ALL…………………..!

Minggu, 10 April 2011

Tulisan tanpa inspirasi (kacau!)


Sedari tadi jari2ku tak mau diam

Ingin menggores kata…ingin menuang kisah

Laptop telah on

Musik syahdu pun telah mendendang

Secangkir teh tarik mengepul nikmat

Kini aku siap-siap menghentak jemariku

Tapi ada satu yang kurang……

Aku tak punya inspirasi

sejenak aku pandangi seisi kamarku………

Namun yang terlihat setumpuk buku berbahasa hukum

Ah…aku semakin pusing

Benakku lalu menerawang menelusuri perjalananku hari ini

Kata mulai kugoreskan……

“Hari ini hujan tampak malu-malu

Sesekali ia mengintip lewat gerimis, lalu berlalu……”

Jariku diam mematung, tak bisa menyambung kata

Mungkin karena tak ada yang istimewa hari ini

Biasa……bak present tense, rutin berlaku

Lalu kusibak tirai jendelaku dan kupandangi bulan

kurangkai kata………

“disudut jendela kupandangi bulan merona

Tersibak canda merayu bintang berkelip

Akupun tersenyum melukis sabit……”

Tapi kata-kata itu sering sekali kutulis

Bosan, kaku

aku khawatir bulan dan bintang akan tersedak karena kusebut

hahahahaha…..inspirasi semakin jauh mengawang

imajinasi kian tak terarah

sebenarnya aku bukan tak punya inspirasi

aku punya……tapi selalu sama, masih tentangmu

sang embun……aku hanya ingin menghindarimu

tapi tak bisa……nalarku masih hinggap padamu

rasaku masih bersemayam pada keindahanmu

asaku masih meninggi mengharapmu

lalu jemariku tak sadar mengurai kata

“apa kabar sayang?...akhir-akhir ini

hujan mendekap pagi begitu erat

hingga sulit kutemukan butirmu menetes pada daun dan bunga

bumi pun mengerang....dingin menusuk jiwa

tak terhangatkan lagi oleh syair kerinduanmu..

masihkah kau gelayutkan sepi pada kisahmu

ataukah resah telah hinggap pada kesahnya..?

tak mengapa, aku masih bisa merasakan sejukmu pada sukmaku

karena kau embun dihatiku.....”

kini hatiku lega berkesah

jemariku lentik menyapa

imajinasi kini berkelana menghampirimu

embun dihatiku……

Minggu, 03 April 2011

** Sang Gadis......**


Kusulam kisah merapat gundah

Terukir sajak di sudut pena

Bercerita merangkai kata berpayung rindu

Menerbangkan nalarku hampiri sang anggun memukau


Dia……gadis binar penuh debaran

Dia…... terseok mendekap cintanya meski rapuh

Dia….. menghalau mendung, menantang waktu meski resah

Dia….. setia menanti sang kekasih meski berderai air mata

Dia….. bertopeng menebar ceria meski hati terguncang nestapa


Lama ia terperangkap semburat rasa menyapa

Terkatung mengayun rona hatinya

Pada sang pembalut rindu merinai

Cinta kadang menggodanya menabur benih cemburu

Hingga tertatih menyusun senyum disudut bibirnya


Kini…..ikatan rasa membelenggu mulai dilepasnya

Kini….. jeruji rindu menusuk mulai dipatahkannya

Kini….. butiran air mata menderai mulai ditepisnya

Kini….. irama cintanya mulai mengalun lirik indah

Kini….. ia telah tersenyum merona pada kumbang meraja


Kisah lalu terbingkai menebar cahaya

Sajak pun tersipu mengurai

Dan cerita merekahlah sudah

Pada hati sang anggun memukau…………..



Kupersembahkan untuk dindaku “Becce Gadiz”